Puluhan pelari dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti ajang lari ultra-marathon sejauh 57 km menyusuri keindahan Flores. Titik start dimulai dari Pantai Blue Stone, Kabupaten Ende dan berakhir di Lapangan Berdikari, Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (19/10/2019). Ajang lari untuk amal (charity run) ini digagas Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) untuk membangun sarana air bersih, sedikitnya di dua desa yang mencakup sepuluh dusun di NTT.
Kegiatan ini dilatarbelakangi minimnya akses air bersih di beberapa desa di NTT, bahkan di beberapa desa warga harus berjalan hingga dua jam untuk mendapatkan air bersih. Seringkali tanggung jawab mengambil? air tersebut dibebankan kepada anak perempuan. Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti menyatakan. ”Meningkatkan akses air bersih berarti membantu mengurangi beban dan resiko yang dihadapi anak perempuan”. Dini juga mengungkap bahwa Plan Indonesia akan menjalankan program ini setidaknya lima tahun ke depan dengan target 121 dusun di Timor, 153 dusun di Flores dan 252 dusun di Lembata. “Kami tidak bisa bergerak sendiri, karena itu perlu sinergi dari berbagai pihak, pemerintah daerah, swasta dan tentunya masyarakat”, ujarnya.
Salah satu aktivasi yang dilakukan dalam kampanye ini yaitu mengajak serta sejumlah pelari dari berbagai komunitas lari. Para pelari ini sebelumnya telah melakukan kampanye Run for Equality melalui donasi publik di tautan portal kitabisa.com sejak Agustus 2019.