Ada yang unik dalam menyambut hari disabilitas internasional, salah satunya adalah sebuah kafe di Pamulang Timur. Kafe ini tidak seperti pada umumnya yang mempunyai pelayan-pelayan piawai berkomunikasi untuk melayani pengunjung.
Kafe yang diberi nama Kafe Fingertalk ini mempunyai pekerja dengan mayoritas penyandang disabilitas tuna rungu. Mulai dari pelayan, juru masak hingga kasir. Ini merupakan kafe tuna rungu pertama di Indonesia, semua transaksi dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat.
Bagi pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi kafe ini tidak perlu bingung Pengunjung akan diberikan buku panduan bahasa isyarat menggunakan jari. Apabila pengunjung masih belum mengerti, maka pelayan akan dengan senang hati memberikan selembar kertas dan pulpen untuk menuliskan menu yang akan dipesan.
Dissa Syakina Ahdanisa sang pemilik kafe, biasa disapa Dissa ini mengaku terinspirasi dari salah satu cafe yang berada di Nikaragua, Amerika Latin, sewaktu dirinya menjadi sukarelawan di negara itu. Dissa pun tak menyangka usaha yang ia dirikan mendapatkan banyak respons positif dari masyarakat. Tak hanya kafe, anak pertama dari empat bersaudara itu juga membuka tempat cuci motor, mobil, dan kedai kopi. Seperti halnya Kafe Fingertalk, para pekerjanya pun adalah penyandang tunarungu.