35 dokter internasional datang ke Gaza sukarela untuk membantu RS yang masih berfungsi. Mereka bawa perbekalan medis dan telah berlatih di salah satu zona perang terburuk di dunia.
Sistem layanan kesehatan hancur dan kewalahan. Kenyataannya lebih buruk dari dibayangkan. Anak-anak dengan amputasi yang mengerikan. Penderita luka bakar, infeksi dan luka penuh belatung. Para dokter dan perawat Palestina sangat kelelahan setelah 7 bulan merawat warga sipil yang terluka.
Serangan Israel ke kota Rafah di Gaza selatan telah memperburuk kekacauan. Pasukan Israel merebut penyeberangan Rafah ke Mesir, menutup pintu utama bagi pekerja kemanusiaan internasional. Tim-tim tersebut terjebak di luar jadwal akhir misi 2 minggu.
Para sukarelawan adalah ahli bedah Amerika, Inggris, Australia, Mesir, Yordania, Oman, dan negara-negara lain. Hampir dua lusin RS di Gaza tidak lagi beroperasi, dan belasan RS lainnya hanya berfungsi sebagian.