Menurut para pejabat dan otoritas Palang Merah, ledakan terjadi dua kali. Gedung-gedung di seluruh kota hancur dan puing-puingnya berserakan di jalan-jalan. Hari ini, Rabu (5/8/2020), pemerintah Lebanon menyatakan sebagai hari berkabung nasional. Data terbaru dari pemerintah setempat, korban tewas bertambah menjadi 78 orang. Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab mengatakan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut menjadi penyebab ledakan. Sedangkan Gubernur Beirut Marwan Abboud menggambarkannya seperti petaka bom atom di Hiroshima, Jepang, peringatan 75 tahunnya akan berlangsung pekan ini.
Satu warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban luka. KBRI Beirut terus melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan hingga pulih. KBRI Beirut juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut. Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati kepada Pemerintah Lebanon dan juga belasungkawa kepada keluarga korban.