Harapan Ketum Muhammadiyah: Presiden Terpilih Berdiri di Atas Kepentingan Rakyat, Bukan Diri, Kroni dan Dinasti
Jum'at, 24 November 2023 - 13:30 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berharap Presiden yang terpilih dalam kontestasi di Pilpres 2024 bisa menjadi negarawan sejati dan berdiri untuk kepentingan rakyat. Bukan berdiri di atas kepentingan diri sendiri, kroni, dan dinasti.
Hal tersebut disampaikan Haedar dalam sambutannya dalam dialog publik Muhammadiyah di UM Surabaya, Jumat (24/11/2023).
Haedar juga meminta agar Presiden terpilih bisa mengutamakan sebesar-besarnya kepentingan rakyat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk dibawa menjadi negara yang berkemajuan dalam berbagai aspek secara nyata.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan siapapun yang memperoleh mandat rakyat menjadi Presiden memiliki amanat yang tidak ringan yakni memimpin 271 jiwa rakyat Indonesia. “Juga bagaimana selain menyelamatkan juga membawa Indonesia dengan seluruh tanah air, kekayaan, sejarah bangsa dalam tempo ke depan sejalan dengan perjuangan Indonesia untuk menjadi negara merdeka yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Oleh karena itu, Haedar mengatakan Muhammadiyah berpandangan kontestasi Pemilu bukan sekadar wahana untuk berkontestasi merebut hati rakyat dan menduduki jabatan pemerintahan, tapi pada saat yang sama bagaimana jabatan dalam pemerintahan untuk mewujudkan misi visi dan cita-cita nasional yang telah diletakkan pondasinya secara kokoh oleh para pendiri Indonesia dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Reporter : Binti Mufarida
Produser: Reza Ramadhan
Hal tersebut disampaikan Haedar dalam sambutannya dalam dialog publik Muhammadiyah di UM Surabaya, Jumat (24/11/2023).
Haedar juga meminta agar Presiden terpilih bisa mengutamakan sebesar-besarnya kepentingan rakyat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk dibawa menjadi negara yang berkemajuan dalam berbagai aspek secara nyata.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan siapapun yang memperoleh mandat rakyat menjadi Presiden memiliki amanat yang tidak ringan yakni memimpin 271 jiwa rakyat Indonesia. “Juga bagaimana selain menyelamatkan juga membawa Indonesia dengan seluruh tanah air, kekayaan, sejarah bangsa dalam tempo ke depan sejalan dengan perjuangan Indonesia untuk menjadi negara merdeka yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Oleh karena itu, Haedar mengatakan Muhammadiyah berpandangan kontestasi Pemilu bukan sekadar wahana untuk berkontestasi merebut hati rakyat dan menduduki jabatan pemerintahan, tapi pada saat yang sama bagaimana jabatan dalam pemerintahan untuk mewujudkan misi visi dan cita-cita nasional yang telah diletakkan pondasinya secara kokoh oleh para pendiri Indonesia dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Reporter : Binti Mufarida
Produser: Reza Ramadhan
(sir)