Peradaban manusia telah dimulai beribu-ribu tahun yang lalu. Itu masih bisa dirasakan manusia hingga kini, dengan bukti banyak kota tua yang masih eksis memegang karya manusia, seperti bangunan kuno, tata letak kota, hingga tradisi yang masih mengakar. Berbagai kota tua di dunia tidak mudah ditelan zaman yang dipenuhi modernitas.
Istanbul dan Tokyo menjadi salah satu kota tua yang bertahan di tengah gempuran modernitas. Kedua kota itu mampu menyandingkan antara modernitas dan produk peradaban kuno sebagai perpaduan yang menarik. Karena hal tersebut menjadikan kota-kota tua itu mampu menjadi perhatian dunia dan menggundang banyak wisatawan. Namun, kunjungan wisata ini justru menjadi tantangan dan ancaman.
Pariwisata massal sangat jelas menjadi masalah bagi kota tua seperti Istambul dan Kyoto. Perilaku destruktif wisatawan menjadi dampak dari pariwisata massal. Perlu pendekatan radikal untuk menangani masalah ini, seperti pembatasan jam kunjungan bagi wisata di destinasi tertentu. Pada 2017, hampir 54 juta wisatawan baik domestik maupun asing memadati Kyoto yang hanya berpenduduk 1,5 juta. Banyak orang berkunjung ke sana karena situs warisan dunia seperti Kuil Kiyomizu dan Fushimi Inari yang terkenal karena Instagram. Berikut beberapa kota tua yang masih bertahan ditengah gempuran modernitas.
