Kelahiran anak kedua seharusnya menandai dimulainya babak baru yang membahagiakan bagi keluarga muda Palestina yang berasal dari Gaza tengah. Namun perang Gaza, memasuki minggu ke-9, telah menghancurkan semua harapan Saleem dan Esra.
Pasangan tersebut tinggal di tenda pojok rumah sakit Al-Aqsa, mengaku tidak punya makanan, uang atau kekuatan untuk merawat bayi mereka yang berusia seminggu dengan baik. Menurut WHO, 50 ribu wanita hamil di Gaza dan 5.500 diperkirakan akan melahirkan bulan depan.
Namun 22 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi menurut Kementerian Kesehatan Hamas. Obat-obatan dasar termasuk anestesi dan desinfektan juga terbatas, kata para dokter.
Untuk bersalin, Saleem harus membawa Esra dari rumah sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, ke RS Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat, yang jaraknya 6 km.