Presiden Iran menyerukan pembentukan pemerintahan melalui pemungutan suara oleh “warga Palestina, termasuk Muslim, Kristen dan Yahudi” setelah berakhirnya perang di Gaza.
Presiden Ebrahim Raisi mengungkapkan ini usai hadiri pertemuan puncak luar biasa negara-negara Arab dan Muslim di Riyadh mengenai situasi di Gaza.
Pertemuan itu menyoroti perbedaan signifikan antara sikap Iran dan Arab Saudi mengenai masalah ini.
Presiden Raisi menyalahkan AS karena berperan terbesar dalam "kejahatan mengerikan" di Gaza.
Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman menegaskan kembali pendirian negaranya mengenai solusi dua negara, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina.