Permukiman Warga di Kaki Gunung Semeru Dilanda Banjir Bandang
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 21:41 WIB
Diguyur hujan dengan intensitas tinggi, permukiman warga di kaki Gunung Semeru diterjang Banjir Bandang. Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur (Jatim) diterjang Banjir Bandang pada Sabtu (8/10/2022) dini hari. Sebanyak 12 rumah dilaporkan rusak dan ratusan rumah serta akses jalan terendam lumpur.
Dari video amatir terlihat air bercampur lumpur mengalir melewati jalan utama Desa Ranupani. Banjir bandang terjadi karena hujan deras yang terjadi seharian penuh di puncak Semeru dan sekitarnya.
Petugas TNI membantu warga mengevakuasi ternak yang terjebak untuk diungsikan. Tidak ada korban dalam kejadian ini.
Petugas BPBD Kabupaten Lumajang dikerahkan untuk membersihkan jalan pada Sabtu (9/10/2022) siang. Material lumpur setebal 40 sentimeter menutupi akses jalan warga. Peristiwa ini membuat warga tak sempat menyelamatkan barang, kendaraan dan hewan ternak mereka.
Hujan deras juga menyebabkan 3 titik wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengalami longsor. Tiga titik tersebut di antaranya adalah Km 17, Km 19 dan Km 20.
Di Desa Ranupani terdapat banyak permukiman warga yang berada di lahan pertanian terasering. Alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian kentang juga menjadi penyebab wilayah ini kerap terjadi banjir bandang.
Kontributor: Yayan Nugroho
Dari video amatir terlihat air bercampur lumpur mengalir melewati jalan utama Desa Ranupani. Banjir bandang terjadi karena hujan deras yang terjadi seharian penuh di puncak Semeru dan sekitarnya.
Petugas TNI membantu warga mengevakuasi ternak yang terjebak untuk diungsikan. Tidak ada korban dalam kejadian ini.
Petugas BPBD Kabupaten Lumajang dikerahkan untuk membersihkan jalan pada Sabtu (9/10/2022) siang. Material lumpur setebal 40 sentimeter menutupi akses jalan warga. Peristiwa ini membuat warga tak sempat menyelamatkan barang, kendaraan dan hewan ternak mereka.
Hujan deras juga menyebabkan 3 titik wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengalami longsor. Tiga titik tersebut di antaranya adalah Km 17, Km 19 dan Km 20.
Di Desa Ranupani terdapat banyak permukiman warga yang berada di lahan pertanian terasering. Alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian kentang juga menjadi penyebab wilayah ini kerap terjadi banjir bandang.
Kontributor: Yayan Nugroho
(sir)