TRAGEDI LION AIR JT 610

Turut berbelasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang, di Tanjung Karawang.

Musibah yang menimpa maskapai berlogo singa terbang itu membuat kita terhenyak di tengah cuaca cerah di pagi hari, termasuk di wilayah di mana pesawat Boeing 737 MAX 8 terhempas ke laut. Sesaat setelah mendapat laporan atas musibah itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang dalam kunjungan kerja di Bali langsung memerintahkan Badan SAR Nasional (Basarnas) yang dibantu TNI dan Polri menggelar operasi pencarian dan pertolongan kepada korban secepatnya. Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera menyelidiki jatuhnya pesawat yang membawa 189 penumpang dan awak pesawat.

Gayung ber - sambut, perusahaan Boeing yang memproduksi pesawat tersebut telah menyatakan siap memberikan bantuan teknis terkait proses investigasi jatuhnya pesawat. Pada laman resmi perusahaan tersebut dinyatakan Boeing siap berkoordinasi dengan KNKT. Pihak KNKT menyatakan sudah mendeteksi lokasi kotak hitam pesawat, dan berharap dalam waktu cepat bisa segera didapatkan. Pesawat yang kehilangan kontak pada pukul 06.33 pagi terhempas ke laut yang diperkirakan dengan kedalaman sekitar 30 meter lebih. Di tengah gencarnya pencarian para korban, kini beredar ber bagai spekulasi jatuhnya pesawat.

Namun, yang menjadi perhatian para pengguna media sosial adalah beredarnya pengakuan salah seorang penumpang bernama Conchita Caroline yang sempat menumpang pesawat bernomor PK-LQP selang sehari sebelum jatuh. Seba gaimana dituturkan Conchita, pada Minggu (28/10) malam, menumpang Lion Air dengan pesawat yang jatuh di Tanjung Karawang dengan rute Denpasar-Jakarta. Seharusnya boarding pukul 17.45 waktu se - tempat, kemudian molor menjadi pukul 18.15, lalu masuk pesawat sekitar pukul 19.40, namun pesawat tidak langsung take off . Memang, pesawat sempat bergerak sejenak, lalu berhenti.

Pendingin udara di dalam kabin pesawat tidak berfungsi, dan hanya mendapat secuil informasi bahwa terjadi kerusakan teknis. Masih cerita Conchita, saat pesawat mengudara mendengar suara mesin sebelah kanan seperti tidak normal dan lantai pesawat terasa panas. Se panjang perjalanan, Conchita diliputi kekhawatiran yang luar biasa, karena untuk pertama kalinya naik pesawat dengan suasana yang tidak biasa. Satu hal yang paling disesalkan Conchita adalah tidak ada penjelasan resmi dari pihak Lion, justru yang terjadi adalah tetap memaksakan para penumpang untuk menggunakan pesawat yang bermasalah itu.

Cerita penumpang yang mendapat respons tinggi dari warganet bukanlah isapan jempol. Hal itu diakui Direktur Umum Lion Air Edward Sirait saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta kemarin. Edward menyatakan memang ada laporan masalah teknis namun telah dikerjakan sesuai dengan prosedur maintenance yang dikeluarkan pabrik pesawat. Lion Air JT-610 adalah pesawat baru yang mulai dioperasikan pada 15 Agustus 2018 dan merupakan generasi terbaru Boeing 737 MAX. Penuturan penumpang Lion tersebut merupakan salah satu kunci masuk bagi KNKT untuk menyelidiki jatuhnya pesawat seraya menunggu ditemukannya kotak hitam.

Bisa saja terdapat unsur kelalaian dalam menangani masalah teknis yang sempat dialami pesawat pada penerbangan sebelumnya. Penyelidikan secara tuntas atas setiap musibah transportasi memang bagian dari tugas KNKT, namun jangan lupa hak-hak para penumpang terkait dengan santunan. Di balik sebuah musibah memang memilukan, namun selalu terselip peringatan serius. Setidaknya, pascajatuhnya pesawat Lion Air adalah sebuah momentum bagi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk senantiasa meningkatkan pengawasan kepada maskapai yang ada.

Baik menyangkut pengawasan teknis maupun persoalan performa manajerial untuk setiap maskapai. Sekali lagi turut belasungkawa atas musibah jatuhnya Lion Air JT-610.
Top