Sorry, your country is not allowed to access this content.

Tragedi Penembakan Mallaby

Setelah Jepang menyerah dengan sekutu dan Proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tentara sekutu kembali mendarat di Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan orang-orang Eropa yang menjadi tawanan perang.

Kedatangan tentara sekutu pun ternyata menimbulkan konflik di Surabaya. Setiap pos militer Inggris yang terkepung dihancurkan oleh Tentara Keamanan Rakyat.

Pada Tanggal 30 Oktober 1945 suasana di sekitar Gedung Internatio Surabaya ricuh meski sebelumnya Bung Karno sudah menyepakati gencatan senjata antara Inggris sebagai perwakilan sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyar dan unsur-unsur pemuda serta rakyat.

Mallaby bersama rombongan Biro Kontak Indonesia serta para pemimpin Surabaya merapat ke Internatio selepas dari Lindeteves untuk memberi penjelasan pengentian kontak senjata. Saat itu Mallaby sedang berada di dalam mobil dan dihadang kerumunan massa.

Kapten R.C. Smith melihat ada pemuda yang menembak Mallaby dari jarak yang cukup dekat, Mallaby tewas seketika.

Peristiwa penembakan tersebut memantikkan pertempuran besar yang terjadi 10 November 1945 yang menyebabkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban.

Selain itu diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya. Sementara di pihak Inggris, tercatat 1500 pasukan tewas, hilang dan luka-luka.

Untuk mengenang pertempuran tersebut, 10 November ditetapkan menjadi hari pahlawan oleh Presiden Soekarno.
(sir)
Top